Editorial, secara definisi, adalah suara perusahaan
atau posisi organisasi media pada isu tertentu yang berhubungan dengan
kepentingan publik. Editorial ini juga dikenal sebagai pemimpin. Kedua istilah
sinonim ini menurut Duyile
(2005:63) adalah pendapat koran yang ditulis hanya untuk memahami pembaca,
memimpin mereka untuk membuat keputusan mengenai isu-isu yang sedang dibahas.
Editorial menurut beberapa ahli seperti Duyile (2005) yang mendefinisikan
editorial sebagai
“Komentar atau argumen yang mendukung kebijakan tertentu, tindakan atau ide
baik. Ini bisa menjadi argumen yang menunjukkan penalaran dari suatu surat
kabar yang menggunakan pikiran pemilik untuk tujuan membujuk pembaca (penonton)
untuk memandang berbeda sebuah ide, kebijakan atau bertindak berdasarkan
fakta-fakta yang ada. Sementara menurut Okoro, N dan B Agbo (2003:125)
menganggap editorial sebagai "evaluasi kritis, interpretasi dan presentasi
peristiwa penting, peristiwa kontemporer yang sedemikian rupa untuk menginformasikan,
mendidik, menghibur dan memengaruhi pembaca." Dan Hoffman, M (2007:113)
mendefinisikan editorial sebagai pernyataan "pendapat dari editor atau
penerbit tentang liputan
media yang dihasilkan oleh staf berita ".
Di editorial
yang terpenting adalah pembaca harus menemukan ide tentang sesuatu yang dituliskannya dari isu di
surat kabar. Ide tersebut disajikan sebagai opini. Editorial dalam surat kabar
muncul di halaman editorial, halaman yang mencakup editorial, kolom, pendapat
artikel, tinjauan dan kartun. Kebijakan editorial umumnya akan mengatakan siapa
yang menentukan konten, jika surat kabar kepada editor diterima, jika iklan
diterima, lalu melakukan perbaikan
kesalahan dengan memilih informasi penting lainnya.
Dewan editorial adalah sekelompok orang, biasanya
editor yang sudah senior, yang memutuskan rencana untuk masing-masing editorial
yang akan muncul disurat kabar. Pada
beberapa surat kabar kecil, editorial ditentukan dan
ditulis oleh editor atau penerbit yang didasarkan pada pengamatan sendiri dan
penelitian. Untuk
menjadi ruang yang layak cetak, editorial perlu memberitahu pembaca tentang hal-hal
yang tidak akan dibahas dalam berita secara langsung. Namun editorial itu harus
diteliti dengan dengan hati-hati dan secara menyeluruh sebagai sebuah berita.
Perbedaan antara surat kabar dan editorial yakni
surat kabar yakni surat kabar adalah suara masyarakat. Editorial adalah suara
koran. Suara ini dapat memberitahukan pembaca, merangsang pemikiran, membentuk
pendapat dan kadang-kadang mengajak orang-orang untuk bertindak. Secara umum
editorial harus terorganisir berdasarkan 4 langkah yakni menyatakan subjek dan
posisi anda pada subjek dalam pendahuluan, kedua membahas sudut pandang yang
berlawanan. Ketiga membuktikan posisi Anda dengan detail-detail yang mendukung.
Lalu yang terakhir menarik kesimpulan.
Sebagai jurnalis yang profesional, tentunya menulis
editorial dengan 200 kata saja bukanlah hal yang sulit. Karena semakin lama
waktu menulis editorial maka semakin menunjukkan bahwa jurnalis tersebut belumlah
handal. Namun seperti yang telah dijelaskan
pada beberapa paragraf diatas bahwa jurnalis yang menulis editorial
adalah mereka yang sudah menjadi editor profesional. Editorial ini harus
berupa pernyataan dari posisi mereka tentang
sebuah isu yang mencerminkan visi dan misinya. Masalah yang diungkap harus
lancar. Artinya editorial harus mempunyai fakta dan menjelaskan tentang fakta
tersebut, memiliki argumen, baik untuk atau terhadap masalah yang diangkat. Serta memiliki kritik dan
menawarkan berbagai solusi untuk masalah.
Sementara karakteristik untuk menulis editorial
adalah artikel dapat menyajikan pendapat dari masalah disurat kabar. Mencerminkan
suara mayoritas dari para dewan redaksi, badan surat kabar yang terdiri dari
editor dan manajer bisnis. Hal
ini biasanya unsigned.
Institusi media yang menuliskan editorial harus bisa membangun argumen dan
mencoba membujuk pembaca untuk berpikir dengan cara yang sama mereka lakukan. Hal ini dimaksudkan untuk memengaruhi
opini publik, mengajak untuk
berpikir kritis, dan kadang-kadang menyebabkan orang untuk mengambil tindakan
terhadap masalah. Intinya, editorial adalah berita berpendirian.
Untuk bisa menulis editorial, beberapa yang harus diperhatikan yakni memaparkan
penjelasan tujuan
dari masalah, terutama masalah kompleks.
Mampu memberikan
pendapat dari sudut pandang lawan yang secara langsung membantah masalah namun tetap disampaikan
secara profesional.
Tulisan dalam editorial
tidak boleh melibatkan emosi secara pribadi, yang berarti mereka harus mampu
mengontrol emosi agar tidak menimbulkan penghinaan terhadap orang lain walaupun
pendapatnya bersifat persuasi. Mereka
juga harus bisa memberikan solusi alternatif
terhadap masalah atau isu secara kritis. Sebab
siapapun dapat mengeluh tentang masalah, tapi sebuah
editorial yang baik harus mengambil pendekatan
pro-aktif untuk membuat situasi lebih baik dengan menggunakan kritik yang membangun. Terkahir usahakan untuk membuat
kesimpulan yang padat dan ringkas namun jelas maksudnya.
Jadi dari
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa editorial
adalah opini yang dituliskan oleh redaksi yang sudah profesional sebagai bentuk
sikap dari institusi media yang kritis terhadap persoalan aktual, fenomenal
atau kontorversial yang sedang berkembang dimasyarakat. Opini tersebut
menjelaskan masalah atau isu yang sedang hangat dibicarakan disurat kabar dan mampu memberikan solusi yang kritis. Dalam
editorial tidak berisikan nama penulis, karena merupakan pemikiran dari segenap
awak media, mulai dari pemimpin
redaksi sampai redaktur-redaktur yang berkompeten dan
semuanya tergabung dalam
suatu rapat redaksi untuk menetukan sikap
terhadap isu-isu yang berkembang dimasyarakat itu.
Lalu perlu diingat bahwa
editorial bukan opini dari penulis, tapi merepresentasikan opini dari surat
kabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar