Media alternatif adalah media
(koran, radio, televisi, majalah, film, Internet, dll) yang menyediakan
informasi alternatif dari media mainstream dalam konteks yang sudah ditentukan,
baik media mainstream komersial, didukung publik atau milik pemerintah. Media
alternatif berbeda dari media mainstream sepanjang satu atau lebih dimensi
berikut: konten mereka, estetika, mode produksi, mode distribusi, dan hubungan
penonton. Media alternatif sering bertujuan untuk menantang kekuatan-kekuatan
yang ada, untuk mewakili kelompok marjinal, dan untuk mendorong horisontal
hubungan antara masyarakat yang menarik.
Para pendukung media
alternatif berargumen bahwa media mainstream bias dalam seleksi dan membingkai
berita dan informasi. Sementara sumber-sumber media alternatif juga menjadi
bias (kadang-kadang memang begitu), pendukung mengklaim bias sangat berbeda
daripada media mainstream karena mereka memiliki set yang berbeda dari
nilai-nilai, tujuan dan kerangka kerja. Oleh karena itu media ini memberikan
sudut pandang yang 'alternatif', informasi yang berbeda dan interpretasi dunia
yang tidak dapat ditemukan dalam arus utama. Dengan demikian, advokasi
jurnalisme cenderung menjadi komponen dari banyak outlet alternatif.
Media alternatif adalah
media yang tidak terdiri dari komoditi-komoditi seperti pengiklan. Dalam media
ini, orang secara sukarela bergabung dan saling mengumpulkan dana ataupun
mencari donasi agar media yang mereka buat tidak hanya sekedar berumur jagung. Salah
satu contoh dari media alternatif yaitu Suara Urban. Suara Urban dibuat oleh seorang yang bernama Bambang
Ikrar. Dari
isinya, media ini memberikan
informasi-informasi
yang selama ini dianggap tidak penting oleh media mainstream, sepeti komplain
konsumen, info orang, mobil, dan motor hilang, DPO, sermoni perusahaan, CSR,
komunitas dll. Sehingga berbeda dengan media mainstream dimana Suara Urban
memiliki pemberitaan yang tidak hanya berpusat pada informasi yang bernuansa
politik, karena masyarakat selama ini mendapatkan berita/informasi yang cenderung
dikemas secara “seragam” terkadang tendensius hanya dari ranah politik,
ekonomi, dan hukum.
Dari
bentuknya media Suara Urban berbasis web. Website Suara
Urban sudah mulai live sejak tanggal
16 agustus 2011 yaitu dengan alamat website
http://suaraurban.com/. Masyarakat selain mendapatkan informasi
“diluar” format mainstream, mereka bisa terlibat langsung dengan mengirim
berita/informasi yang ingin ditayangkan di media ini. Pihak yang diuntungkan
adalah masyarakat Indonesia secara umum dan masyarakat perkotaan secara khusus.
Hubungan
antara pembaca dan penulis terlihat dari ketertarikan masyarakat terhadap media
ini yang dapat dipantau dari tingginya keterlibatan mereka dalam memberi
informasi atau berbagi informasi tersebut lewat media sosial (FB/Twitter).
Dengan memiliki akun para pembaca juga dapat langsung memberikan suara mereka. Progress dari media ini sudah mencapai 90%. Sementara
untuk sumber dananya, sampai saat ini Suara Urban masih menunggu investor yang
mau bergabung.
Salam kenal, saya Bambang Ikrar
BalasHapussaya bisa ditemui di gugahseni@yahoo.co.id
salam,